Babat Menak Sopal Trenggalek

Administrator - Rabu, 20 Maret 2024 14:39 WIB
Ilustrasi
Jokya | Halomedan.comAsal usul nama Trenggalek dalam lintasan sejarah agung. Menak Sopal merupakan tokoh besar. Berjasa dalam merintis peradaban besar. Nama Trenggalek merupakan gabungan dari kata Taranggana dan Rara Golek. Pangeran Taranggana adalah putra Sinuwun Paku Buwana I. Beliau raja Mataram Kartasura yang memerintah tahun 1708 – 1719. Ibunya yaitu Kanjeng Ratu Mas Balitar, putri Bupati Madiun. Pangeran Taranggana memiliki kedudukan tinggi, trahing kusuma rembesing madu.Mustikane putri tetunggule Widodari. Begitulah lukisan wanita utama. Rara Golek adalah putri Arya Menak Sopal, seorang Demang yang berpengaruh di kawasan Gunung Jaar, Gunung Gemblung, Gunung Banyon dan Gunung Prongos. Begitulah lingkungan pegunungan yang asri anglam lami.Di daerahnya Demang Sopal dikenal sebagai tokoh yang luhuring budi, andhap asor, wani ngalah, ramah, murah. Beliau selalu memberi pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan. Benar benar kajen keringan. Harta bendanya lebih sering digunakan untuk kegiatan sosial. Beliau selalu berdarma bakti demi ibu pertiwi.Pemimpin sejati selalu rela berkorban jiwa raga harta benda. Tentu untuk rakyat banyak. Lila lan legawa kanggo mulyane negara. Kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi atau keluarga. Demang Menak Sopal amemangun karyenak tyasing sasama.Dalam kehidupan masyarakat Demang Menak Sopal berilmu tinggi. Beliau pernah berguru kepada Ki Ageng Sela yang dapat menangkap petir. Bagi petani yang bekerja di sawah Ki Ageng Sela merupakan pengayom dan pengayem. Kesaktian Ki Ageng Sela diwariskan kepada Menak Sopal, dengan cara mesu budi.Labuh labet marang praja. Makanya Demang Menak Sopal pada tahun 1713 dapat membangun bendungan di kali Ngasinan. Berkali-kali bendungan jebol. Setelah diteliti ternyata diganggu oleh siluman bajul putih. Dengan melakukan tata cara ritual di kali Ngasinan, siluman bajul putih menyingkir. Cukup dengan sesaji tumbal ayam cemani.Demang Menak Sopal juga berguru kepada Syekh Siti Jenar di Padepokan Lemah Bang. Beliau mempelajari ngelmu kasampurnan atau kawruh rasa jati. Dimulai dengan tahap sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, sembah rasa. Rasa jati, sari rasa jati, sarira sajati, rasa tunggal – sari rasa tunggal – sarira satunggal. Ibarat warangka manjing curiga.Pada puncaknya Demang Menak Sopal mencapai satataning panembah. Yakni pengetahuan tentang manunggaling kawula Gusti. Wikan marang sejatining becik. Ilmu tingkat tinggi banyak dipelajari kasepuhan Kejawen.Putri Demang Menak Sopal bernama Rara Golek. Seperti ayahnya, Rara Golek suka mahas ing ngasepi. Sering laku prihatin, meliputi tapa ngidang, tapa ngalong, tapa ngrowot, tapa mutih, tapa ngebleng, tapa nggeniara, tapa banyuara. Cegah dhahar lawan guling. Anelasak wana wasa tumuruning jurang terbis.Wajar sekali bila Rara Golek mewarisi kesaktian Demang Menak Sopal yang kerap lelaku. Laku prihatin menajamkan mata jiwa.Pada tahun 1718 Pangeran Taranggana menikah dengan Rara Golek. Pesta berlangsung meriah selama lima hari lima malam. Tamu hadir hilir mudik untuk memberi ucapan selamat kepada pengantin yang berbahagia.Kembul bujana andrawina. Tamu undangan dari istana Mataram Kartasura, Tegal, Semarang, Kotagedhe, Demak, Jepara, Pati, Pengging, Sragen, Madiun, Kediri, Gresik dan Surabaya. Suguhan mbanyu mili. Tiap malam digelar kesenian rakyat : wayang kulit, kethoprak, ludruk dan wayang wong. Siang hari diisi dengan kesenian langen tayub, reyog Ponorogo, jaranan Tulungagung. Semua merasa senang gembira.Pada tanggal 31 Agustus 1718 nama kedua mempelai ini dinamakan Taranggana Rara Golek. Atas usul Pangeran Suryoputro dua nama indah ini digabung dengan akronim Trenggalek. Jadi nama Trenggalek ini untuk menghormati Pangeran Taranggana dan Rara Golek yang sudah menjadi pasangan suami istri.Pangeran Suryoputro adalah kakak kandung Pangeran Taranggana. Kelak Pangeran Suryoputro menjadi raja Mataram tahun 1719 – 1726, dengan gelar Kanjeng Sinuwun Amangkurat Jawi.Jaman terus mengalami kemajuan. Status kademangan yang dipimpin oleh Menak Sopal dinaikkan menjadi Kabupaten Otonom. Daerah pemekaran itu resmi menjadi kabupaten Trenggalek.Nilai etis filosofis bersumber dari kearifan lokal. Pangeran Taranggana dan Rara Golek menggantikan kepemimpinan Menak Sopal yang sudah lengser keprabon, madeg pandhita. Beliau mungkur ing kadonyan. Pasangan Taranggana Rara Golek membuat gembira sekalian warga. Kabupaten Trenggalek menyinarkan cahaya lahir batin. Itulah makna Trenggalek atau terang ing galih. B. Keutamaan Menak Sopal. Kiprah warga Kabupaten Trenggalek dalam membangun peradaban agung. Menak Sopal memberi contoh yang baik. Generasi muda mendapat pelajaran keutamaan. Trenggalek menjadi kawasan yang gumebyar kencar kencar. Tumenggung Taranggana dilantik menjadi Bupati Trenggalek pada tanggal 31 Agustus 1721. Upacara pelantikan dilakukan oleh Sinuwun Amangkurat Jawi, raja Mataram Kartasura. Kabupaten Trenggalek semakin arum kuncara.Rerenggane kutha wis sarwa tumata. Pembangunan segala bidang berjalan lancar. Kantor kabupaten, alun-alun, masjid agung, pasar dibangun dengan megah mewah indah. Rakyat pun merasa bungah. Mereka cukup sandang, pangan, papan.Perpindahan ibukota Mataram dari Kartasura ke Surakarta pada tahun 1745.Jaringan kerja masyarakat Trenggalek sangat luas. Tumenggung Honggowongso sebagai pimpinan proyek mengajak pemborong bangunan dari daerah Panggul, Munjungan, Pule, Dongho, Tugu, Karangan dan Kampak. Mereka punya keahlian dalam bidang bahan bangunan marmer. Kebanyakan mereka terlalu paham kualitas bahan marmer dari Tulungagung.Pada masa pemerintahan Sinuwun Paku Buwana III, raja karaton Surakarta Hadiningrat tahun 1749 – 1788. Seniman kabupaten Trenggalek yang berasal dari daerah Watulimo, Bendungan, Gardusari, Pogalan, Durenan dan Suruh diundang ke istana Surakarta.Seniman ngrenggani bumi. Para seniman wayang wong diberi pelatihan tata pentas dan tata panggung. Waktu itu di Sitinggil menggelar wayang wong dengan lakon Begawan Ciptowening. Pelatihan ini membawa hasil. Seniman Trenggalek semakin menguasai jenis cerita Mahabarata. Pada tahun 1769 diselenggarakan pentas wayang wong di pendopo kabupaten Trenggalek dengan lakon Begawan Mintaraga.Sengkut gumregut tandang gawe. Keterlibatan warga Trenggalek di karaton Surakarta Hadiningrat sangat tinggi. Pada tahun 1804 pejabat Trenggalek diundang untuk mengikuti sarasehan budi pekerti luhur. Forum ini membicarakan isi serat Wulangreh karya Sinuwun Paku Buwana IV. Beliau memberi wejangan agar seseorang menyingkiri watak adigang, adigung, adiguna. Jangan sombong dalam pergaulan. Sarasehan itu berguna untuk membina mental spiritual di kalangan generasi muda.Gendhing Ladrang wahyu.Pra taruna angudiyaSaniskara sanguning dumadiMarsudi ing kawruhKang akeh gunaneBisane sembada tlatenana.Rasa pangrasa winengku ing budaya. Perhatian Kraton Surakarta Hadiningrat semakin mantab pada tahun 1871. Sinuwun Paku Buwana IX mengajak warga Trenggalek untuk mengembangkan industri gula di tanah Jawa. Pada saat itu berdiri 176 pabrik gula di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Warga Trenggalek meniti karir di pabrik gula Colomadu, Tasikmadu, Manisharjo, Rejoagung, Purwodadi, Lestari, Mrican. Semua pabrik gula itu atas gagasan Sinuwun Sri Paku Buwana IX.Keutamaan itu berlanjut hingga masa kini. Hubungan karaton Surakarta Hadiningrat dengan kabupaten Trenggalek berlangsung dengan selaras serasi seimbang. Desa mawa cara, negara mawa tata.C. Penerus Menak SopalJasa Menak Sopal terus berlanjut lestari. Para Bupati Trenggalek yang luhuring Budi. 1. Adipati Taranggono Kusumo I. 1721 sampai 1748. Dilantik jaman Sinuwun Amangkurat Jawi, raja Mataram Kartasura.2. Adipati Taranggono Kusumo II. 1748 sampai 1769. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono II, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.3. Adipati Taranggono Kusumo III. 1769 sampai 1793. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono III, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.4. Adipati Taranggono Kusumo IV. 1793 sampai 1823. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono IV, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.5. Tumenggung Joyokusumo I, 1823 sampai 1852. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono V, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.6. Tumenggung Joyokusumo II, 1852 sampai 1873. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono VII, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.7. Tumenggung Joyokusumo III, 1873 sampai 1902. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono IX, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.8. KRT Cokrokusumo I, 1902 sampai 1926. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono X, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.9. KRT Cokrokusumo II, 1926 sampai 1941. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono X, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.10. KRT Cokrokusumo III, 1943 sampai 1949. Dilantik pada jaman Sinuwun Paku Buwono XI, raja Karaton Surakarta Hadiningrat.11. Raden Noto Soegito, tahun 1949 sampai 1950Dilantik pada masa Presiden Soekarno.12. R Latif 1950 sampai 1951.Dilantik pada masa Presiden Soekarno.13. Muprapto 1951 – 1958Dilantik pada masa Presiden Soekarno.14. Abdul Karim Dipo Sastro 1958 – 1960Dilantik pada masa Presiden Soekarno.15. Soetomo Boedi K tahun 1960 sampai 1965.Dilantik pada masa Presiden Soekarno.16. Hardjito 1965 – 1967Dilantik pada masa Presiden Soekarno.17. Muladi 1967 – 1968Dilantik pada masa Presiden Soekarno.18. Soetran 1968 – 1974Dilantik pada masa Presiden Soekarno.19. Much. Poernanto 1974 – 1975Dilantik pada masa Presiden Soeharto.20. Soedarso 1975 – 1985Dilantik pada masa Presiden Soeharto.21. Haroen Al Rasyid 1985 – 1990Dilantik pada masa Presiden Soeharto.22. Slamet 1990 – 1995Dilantik pada masa Presiden Soeharto.23. Ernomo 1995 – 2000Dilantik pada masa Presiden Soeharto.24. Mulyadi WR 2000 – 2005Dilantik pada masa Presiden Abdurrahman Wahid.25. Soeharto 2005 – 2010Dilantik pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.26. Mulyadi WR 2010 – 2015Dilantik pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.27. Djarianto 2015 – 2016Dilantik pada masa Presiden Joko Widodo.28. Emil Dardak 2016 – 2018Dilantik pada masa Presiden Joko Widodo.29. Mochamad Nur Arifin. Tahun 2018 sampai sekarang. Dilantik pada jaman Presiden Joko Widodo.D. Wacan Prayoga. Orang Trenggalek suka sastra piwulang. Serat Wiwaha jarwa menjadi sarana pengembangan budaya adi luhung di Kabupaten Trenggalek. DhandhanggulaSamya cipta ugering ngajuritNgaubi neng asmaradilagaPinuja ing batin kabehTiti tamat ing sampunPing pitulas Sakban AkhadiKarya Jeng Sri NarendraWiwaha winangunWasiyat kang tapak astaJeng Susunan Paku Buwana kaping TriIngkang mangka pusaka.Marang putra wayah Sri BupatiCaritane wiku WintaragaPinethik ing watek saneLuhur darajatipunSabar ririh ambek basukiYeku minangka kuthaLinuwih pinunjulAngunjara ing luamahKuwat maring beka mantep trima arisNugraha geng wekasan.Iku Kembar Goraning SabumiTaksih wau ing mangsa KalimaKurantil suka anggepeInganggep maring ngelmuOra batal sayekti dadiInganggep maring prajaWewengkoning wahyuTeteping wahyu enggennyaAwit sabar maklum pamikating saktiNing tyas prabawaning rat.Purwaning reh wasita tinulisJumungah Pon ing wulan RamelanNuju sapisan tanggalePrangbakat wukunipunIng Kasanga mangsa marengiTaun Dal windonira Kuntara lumakuSangkalanira ingetangTrus Putra Pandita Raja pan marengiSiang pukul sadasa.Srat Wiwaha kagengan NerpatiKang tinedhak tapak astaniraJeng Sinuhun kang sumareMilanipun tinurunApan ngalap barkat sayektiTan purun ngowahanIng wiwitanipunMila dinekek ing wuntatSengkalane kala paneratirekiSampun sinangkalan.Nir ing sikara Goraning BumiSenen Legi kaping nem tanggalnyaRabingulakhir sasineMangsa akhir KacaturWuku Bala taun Be nenggihMaksih windu KuntaraLamine nggen nuruIng pitung sasi nem dinaPanulise angsal sapada ndang mariKarya dadya wacana.Wusnya sosotya Retna DewatiPan ingayap ceti munggeng ngarsaTebih let madya tilameWetan WilotamekuDananjaya sumiweng resmiTan pae lan suprabaRengganing pangungrum,Wusnya Retna WilotamaPan agantya Retna Surendra saresmiNutug doning asmara.Nulya ngaler Sang Retna WarsikiWusnya nutug pamonging asmaraSang retna katri kantuneCinatur ngalih daluGilirane ingkang nyatunggilAmung Retna SuprabaIngkang tigang daluTampi ping kalih sawulanNgalih dalu kapitu kang widadariSupraba tigang dina.Tinimbalan mring Hyang Endra praptiAnetesi nenggih pitung wulanDinusan marta kasektenParta ingatag sampunAnginggahi kang rata manikKinen ngayat gandewaMekak talinipunPangayatireng gandewaNgamet barat panglepase kang jemparingBinobot ingkang barat.Samya dedelengen kang apsariSanggen-enggen sami onengiraLumareng Parta duluneKawisasat ing duluKabeh sedih binubuh agringSinungsung ing sungkawaKinawaweng lututApsari kapiutanganMapan samya kinenan siwala resmiMaring Sang Dananjaya.Patang dina pitung dina maksihSasambate widadari samyaKakurungan ing driyaneDe Parta pesatipunSaking Endraloka pan kadiYayah kapaten sutaSumpeg sebel samunTyasnya parapsari KendranKuneng sambat sagung para widadariLampahe Sang Arjuna.Sampun prapta ing prajanirekiCumunduk ing lena lapakanyaSumungkem ngusap padaneMring raka kalihipunAri kalih samya nungkemiLir mega ngemu jawahUdan kapatipunSami sagung taru lataWiyah-wiyah suka kadang warga samwiTuwing wong sanegara.Contoh tentang patriotisme Arjuna dapat dicontoh oleh sekalian generasi muda. Sebagai prajurit sejati hendaknya mempunyai sikap berani karena benar dan takut karena salah. Arjuna sebagai lelananging jagad telah berjasa memusnahkan segala bentuk angkara murka. Arjuna dalam berjuang selalu berprinsip berani karena benar, takut karena salah. Itulah membela kebenaran dan keadilan.SinomSakathahing wana griyaIngkang kalintangan samiDening widadari ikaKang munggeng ing kanan keriNira wau kang margiNanging ta datan kaduluDening sami kalinganIng ima kalingan margiDatan awas nanging wau katingal.Saking genira kalinganDening awun-awun samiYa ta wonten kang bramaraPaksane angingsep sariMaduning sekar kuningNunten kalingan wun-awunSekar suwarna ikaBramara cuwa ing kaptiAgya miber bramara marang ngawiyat.Angambul swaraning kombangCuwa pangisepirekiWonten ta kang paksi merakMencok ing epangirekiKayu candana nenggihNgakingaken elaripunElaring merak ikaKasebit pang candanekiDenya mencok sang merak ayun-ayunan.Mangkan ta Sang ArjunaIng sami myarsanirekiIng wuwuse Sang NiwataEnggonira anjateniDhateng Sang Wara DewatiSupraba apan karunguDhateng ing Sang ArjunaSawuwuse Sang DityajiWus kapungkur sawecanane Niwata.Menak Sopal memberi teladan keutamaan. Naskah pementasan wayang wong di Kabupaten Trenggalek tahun 1763 ini bersumber dari Serat Wiwaha Jarwa. Yasan Sinuwun Paku Buwono III, raja Surakarta Hadiningrat menjadi sarana untuk mengembangkan seni edi peni. Tokoh masyarakat Trenggalek yang berkibar di tingkat nasional selalu sadar arti penting perjalanan sejarah nenek moyang. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya.rel

Sumber
:

Tag:

Berita Terkait