MEDAN — Hujan deras yang melanda Kota Medan dalam beberapa pekan terakhir kembali menimbulkan genangan di sejumlah titik di lingkungan Universitas Sumatera Utara (
USU). Genangan yang muncul bukan disebabkan limpasan air dari luar kawasan, melainkan dari sistem pengendalian banjir internal kampus yang dinilai tidak berfungsi optimal.
Kolam retensi yang dibangun sebagai upaya mitigasi justru belum mampu menampung debit air saat curah hujan tinggi.Forum Penyelamat
USU (FP-
USU) menyatakan keprihatinan atas kondisi tersebut. Dalam keterangan tertulis, FP-
USU menilai persoalan ini menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan infrastruktur di kampus.
---Fungsi Pengendalian Banjir Tidak Berjalan Optimal
Ketua FP-
USU, Adv. M. Taufik Umar Dani Harahap, SH, mengungkapkan bahwa kolam retensi yang diharapkan menjadi penahan limpasan air hujan justru tidak bekerja sebagaimana direncanakan.Sejumlah temuan yang disampaikan FP-
USU antara lain:Ketinggian elevasi kolam tidak sesuai dengan kontur kawasan, sehingga air tidak mengalir ke kolam secara maksimal.
Drainase penghubung tidak terintegrasi secara baik, menyebabkan genangan muncul di halaman fakultas dan jalan penghubung utama kampus.Kualitas konstruksi dan material perlu ditinjau ulang untuk memastikan ketahanan infrastruktur dalam jangka panjang.
"Kondisi ini menunjukkan adanya kekurangan dalam perencanaan teknis dan pelaksanaan proyek. Evaluasi menyeluruh diperlukan agar fungsi pengendalian banjir dapat berjalan sesuai kebutuhan kampus," ujar Taufik.---
Perlunya Transparansi Proses PenganggaranFP-
USU juga menyoroti aspek tata kelola anggaran pembangunan. Menurut mereka, proses perencanaan dan pembahasan anggaran sejak awal belum disampaikan secara terbuka kepada publik. FP-
USU meminta agar dokumen perencanaan, spesifikasi teknis, serta laporan pelaksanaan proyek dapat dibuka untuk memastikan akuntabilitas."Sebagai perguruan tinggi negeri, setiap penggunaan anggaran harus dapat diuji secara transparan. Publik berhak mengetahui bagaimana proyek ini direncanakan dan dilaksanakan," kata Taufik.
---Aktivitas Akademik Terdampak
Kondisi genangan air juga berdampak pada mobilitas mahasiswa dan sivitas akademika. Aktivitas di beberapa area kampus terganggu terutama saat hujan lebat. FP-
USU menilai penanganan jangka panjang diperlukan agar kegiatan pendidikan tidak terusik akibat masalah infrastruktur."Lingkungan belajar yang aman dan tertib adalah bagian penting dari layanan pendidikan. Masalah banjir yang berulang tentu perlu mendapatkan perhatian serius," ujar Taufik.
---Seruan Evaluasi dan Perbaikan Tata KelolaFP-
USU menyerukan agar
USU melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh proses pembangunan kolam retensi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan. Evaluasi tersebut, menurut mereka, harus dilakukan secara terbuka dan melibatkan pihak profesional yang kompeten dalam bidang pengelolaan air dan infrastruktur.
"Langkah korektif diperlukan demi memastikan tata kelola kampus berjalan sesuai prinsip integritas dan akuntabilitas.
USU memiliki tanggung jawab moral dan administratif untuk menjaga kepercayaan publik," kata Taufik.
FP-
USU menegaskan bahwa kolam retensi
USU merupakan infrastruktur penting yang harus berfungsi dengan baik untuk mendukung kenyamanan kampus. Ke
gagalan fungsi yang terjadi saat ini menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola pembangunan di lingkungan
USU agar lebih transparan, profesional, dan berorientasi pada kepentingan sivitas akademika.rel