Banda Aceh – Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) kembali menyoroti persoalan pemadaman listrik yang terus terjadi sepanjang tahun di berbagai kabupaten/kota di Aceh. Warga menyebut kondisi ini sebagai "mati suka-suka", sementara SAPA menilai PLN lebih cepat bertindak dalam penagihan ketimbang memperbaiki mutu layanan.
Ketua SAPA, Fauzan Adami, mengatakan persoalan listrik yang tidak stabil telah merugikan masyarakat, pelaku usaha, hingga pelayanan publik. Ia menegaskan bahwa listrik adalah kebutuhan dasar yang seharusnya dijamin negara.Menurut Fauzan, "Tahun ini Aceh sudah berkali-kali gelap hampir di semua kabupaten/kota. Masyarakat rugi, usaha lumpuh, pelayanan publik terhenti. Listrik itu kebutuhan dasar, bukan barang mewah."Ia juga menyebut ironi di balik kondisi tersebut, mengingat Aceh memiliki peran penting dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia. "Aceh punya sejarah besar membantu berdirinya NKRI. Wajar Aceh mendapatkan perhatian istimewa. Tapi nyatanya, listrik saja masih kacau," ujarnya.
SAPA mendesak Pemerintah Aceh untuk tidak diam dan segera menekan pemerintah pusat serta PLN agar melakukan pembenahan menyeluruh. Fauzan menilai pemerintah daerah wajib mengambil langkah tegas."Pemerintah Aceh harus bersuara. Jangan hanya menerima laporan PLN tanpa tindakan. Aceh berhak atas listrik yang stabil dan berkualitas," kata Fauzan.Ia juga mengkritik tajam sikap PLN yang dinilai lebih sigap memutus listrik pelanggan yang menunggak daripada memperbaiki jaringan atau mencegah pemadaman. "Kalau soal potong listrik, PLN sangat cepat. Tapi soal mutu layanan, pemadaman, dan pembenahan jaringan, reaksi mereka lambat. Ini tidak adil bagi rakyat Aceh," ungkapnya.
Fauzan menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa perbaikan sektor kelistrikan harus menjadi prioritas, mulai dari perbaikan jaringan, peningkatan kapasitas pembangkit hingga tata kelola yang lebih akuntabel. "Ke depan tidak boleh ada lagi cerita mati lampu di Aceh. Ini menyangkut masa depan daerah. Kalau listrik saja tak stabil, Aceh akan terus tertinggal," ujarnya.rel