MEDAN – Desakan agar Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kajatisu) turun tangan memeriksa manajemen Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtanadi kian menguat. Pasalnya, muncul dugaan kerugian besar akibat kehilangan air (water loss) yang mencapai hampir setengah triliun rupiah.Sejumlah pihak menilai kondisi tersebut mencerminkan lemahnya tata kelola perusahaan pelat merah milik Pemprov Sumut itu, tegas Johan Merdeka, Koordinator Lapangan GM-PAM.Ia menyebut bahwa selain masalah water loss, ada dugaan praktik pilih kasih dan jual beli
proyek di internal Tirtanadi.
"Pak Kajatisu mohon periksa manajemen Tirtanadi terkait loses air yang mencapai hampir setengah triliun. Periksa juga Kadiv Umum yang membagi
proyek PL, karena diduga pilih kasih dan ada jual beli pekerjaan," tegas Johan, Kamis (6/11).Johan juga meminta aparat penegak hukum menelusuri keberadaan seorang oknum berinisial D, yang disebut-sebut memonopoli berbagai
proyek di lingkungan Tirtanadi.
> "Coba telusuri oknum D yang diduga memonopoli pekerjaan
proyek di Perumda Tirtanadi. Ini harus dibuka terang-benderang agar publik tahu siapa yang bermain di balik semua ini," ujarnya.Selain itu, kritik juga dialamatkan kepada Plt Direktur Air Minum Tirtanadi yang dinilai tidak mampu mengatasi persoalan pasokan air bersih di masyarakat.
> "Air masih sering macet dan kotor. Jangankan untuk diminum, untuk mandi saja tidak layak. Ini bentuk kegagalan manajemen," tambahnya.Lebih jauh, Johan juga menyoroti Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang dianggap salah memilih Direktur Utama Perumda Tirtanadi.
> "Dirut sekarang dianggap tidak mampu menangani pelayanan air minum masyarakat. Padahal, saat menjabat Dirut PUD Pembangunan Kota Medan dulu, dia juga gagal dan akhirnya mengundurkan diri," pungkasnya.red