Jakarta – Presiden Prabowo Subianto kembali diprediksi akan melakukan perombakan keempat Kabinet Merah Putih (KMP) menyusul kekosongan kursi Menteri BUMN pasca ditinggalkan Erick Thohir. Isu reshuffle kali ini disebut bukan hanya menyasar Kementerian BUMN, tetapi juga membuka ruang pergantian di kementerian strategis lain, termasuk Kementerian Dalam Negeri (Ke
mendagri).Menurut Sutrisno Pangaribuan, Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas) sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Government Watch (IGoWa), posisi Mendagri mendesak untuk diganti lantaran Tito Karnavian dianggap gagal mendeteksi dini dinamika sosial yang bermula dari aksi penolakan masyarakat Pati terhadap kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan (PBB-P2)."Kenaikan PBB-P2 di 125 daerah menjadi tanggung jawab Ke
mendagri. Namun koordinasi Ke
mendagri dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota tidak berjalan baik sehingga aksi protes melebar menjadi kerusuhan," kata Sutrisno dalam keterangannya, Senin (22/9/2025).
Gelombang aksi massa bahkan berujung pada pembakaran fasilitas umum, perusakan kantor pemerintahan, hingga penjarahan rumah sejumlah pejabat negara. Kondisi itu nyaris menyeret pemerintah menetapkan status darurat sipil atau darurat militer, sebelum akhirnya Presiden Prabowo memilih untuk tidak emosional.Sutrisno menilai, kegagalan Tito Karnavian dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengantisipasi eskalasi sosial memperkuat urgensi rotasi di Ke
mendagri. Ia menyinggung pola rotasi alamiah di kursi Mendagri: dari sipil (Tjahjo Kumolo), ke purnawirawan Polri (Tito Karnavian), dan selanjutnya layak diberikan kepada purnawirawan TNI.Dari sejumlah nama purnawirawan TNI yang pernah menjabat gubernur, Sutrisno menyebut tiga kandidat: Sutiyoso (mantan Gubernur DKI Jakarta), Bibit Waluyo (mantan Gubernur Jawa Tengah), dan
Edy Rahmayadi (mantan Gubernur Sumatera Utara). Dari ketiganya,
Edy Rahmayadi dinilai paling relevan.
"
Edy Rahmayadi adalah mantan Pangkostrad, pernah menjadi Pangdam I Bukit Barisan, serta memiliki pengalaman memimpin provinsi terbesar di luar Pulau Jawa. Ia menghadapi langsung pandemi COVID-19 sebagai Gubernur Sumut. Semua syarat itu menjadikannya sosok yang tepat menggantikan Tito Karnavian sebagai Mendagri," ujar Sutrisno.Selain kedekatan periodisasi dengan pemerintahan Prabowo,
Edy Rahmayadi juga memiliki rekam jejak hubungan erat dengan Presiden sejak sama-sama menjabat Pangkostrad. Hal ini disebut memperkuat pertimbangan politik dan strategis bagi Presiden Prabowo dalam menentukan figur Mendagri ke depan.rel