BINJAI MENUJU KEGELAPAN: Ketika Kepemimpinan Baru Gagal Menyalakan Harapan

Administrator - Kamis, 24 April 2025 19:35 WIB
Istimewa
Binjai– Kota Binjai yang dulu dikenal sebagai kota kecil yang hangat, penuh keramah-tamahan dan semangat kolektif, kini tengah diguncang krisis kepercayaan terhadap kepemimpinannya. Slogan legendaris "Binjai Kotaku, Kotamu, dan Kota Kita Semua" yang dulu menjadi perekat identitas warga, kini terasa hampa dan kehilangan makna.Dalam perbincangan hangat di tengah masyarakat, muncul satu suara yang mewakili kegelisahan publik. Adalah H. Syahrir Nasution, tokoh masyarakat Binjai yang dikenal kritis dan vokal, menyuarakan kekecewaannya terhadap kondisi kota pasca dilantiknya Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru.> "Binjai sekarang gelap. Bukan hanya karena lampunya, tapi karena hilangnya arah dan semangat kepemimpinan. Tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan. Padahal kota ini punya potensi besar," ujar Syahrir saat ditemui di kediamannya di kawasan Binjai Barat.Menurut Syahrir, sejak pergantian kepemimpinan, banyak nilai-nilai luhur yang seharusnya dijaga justru ditinggalkan. Ia menilai pemimpin sekarang lebih mengedepankan ego, bahkan dendam masa lalu, dibanding kepentingan rakyat.Gagal Menjawab HarapanDi awal masa kampanye, pasangan Wali Kota dan Wakilnya sempat menjanjikan visi besar: membangun masyarakat yang maju, berbudaya dan religius. Visi ini bahkan diiringi jargon spiritual "SPIRIT atau TONDI" yang menggugah masyarakat Mandailing dan Melayu yang sudah lama bermukim di Binjai. Namun kini, semua itu tinggal kenangan.Alih-alih membawa perubahan, Binjai justru terperosok ke dalam sejumlah masalah akut:1. Status Kota Kecil yang StagnanTidak ada terobosan berarti untuk mendorong pertumbuhan skala kota. Binjai masih jalan di tempat.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tidak Capai TargetPendapatan yang menjadi indikator kinerja fiskal daerah tak pernah memenuhi ekspektasi. Ini menandakan lemahnya inovasi dalam menggali potensi daerah.3. Defisit dan Utang DaerahBeban fiskal makin berat. Pemerintah kota terjebak dalam pola pengeluaran yang tidak seimbang dengan pemasukan. Ditambah lagi, utang yang membengkak menambah tekanan anggaran.4. Insentif Fiskal yang Tidak JelasTransparansi dalam pengelolaan insentif fiskal menjadi pertanyaan. Masyarakat dan pengamat keuangan publik menilai pengelolaan APBD kurang akuntabel.5. Minimnya Penciptaan Lapangan KerjaDi tengah gelombang pengangguran pasca-pandemi, tidak ada program konkret yang mampu membuka lapangan kerja baru. Pemuda dan lulusan baru banyak yang memilih merantau keluar daerah.6. Ketua DPRD Belum AdaIronisnya, hingga kini Binjai belum memiliki Ketua DPRD definitif. Situasi ini membuat proses legislasi dan pengawasan terhadap eksekutif berjalan pincang. Menurut pengamat, Binjai mungkin satu-satunya kota di Indonesia yang mengalami kekosongan seperti ini.Warga Merindukan Binjai yang DuluSuasana pesimistis mulai menyelimuti warga. Banyak yang merasa rindu akan suasana Binjai yang dulu: kota kecil yang hangat, penuh semangat gotong royong, dan harmonis.> "Dulu kita kalau ke pasar ketemu Wali Kota bisa ngobrol. Sekarang jangankan ngobrol, wajahnya pun sulit kita lihat. Pemerintah makin jauh dari rakyat," ujar Pak Umar, pedagang sayur di Pasar Tavip.Keresahan ini juga dirasakan kalangan muda. Anak-anak muda kreatif yang dulu aktif mengisi ruang seni dan budaya kini kehilangan wadah. Banyak komunitas mulai vakum karena minim dukungan dari pemerintah.Harapan Masih Ada, Tapi...Kondisi ini memunculkan pertanyaan penting: mau dibawa ke mana kota ini?Apakah Binjai akan dibiarkan tenggelam dalam kegelapan? Atau masih ada nyala harapan untuk bangkit?Syahrir Nasution menekankan pentingnya kepemimpinan yang profesional, terbuka, dan memiliki hati untuk rakyat.> "Pemimpin itu bukan cuma soal jabatan. Harus punya hati, punya visi, dan bisa merangkul. Kalau yang dipikirkan cuma balas dendam politik, habislah kita," tegasnya.Ia berharap para pemimpin daerah bisa membuka mata dan telinga terhadap kritik masyarakat, bukan justru memusuhi suara-suara yang berbeda.Binjai hari ini memang sedang gelap—bukan karena listrik padam, tetapi karena arah yang tak jelas, prestasi yang mandek, dan kepemimpinan yang kehilangan ruh. Namun seperti malam yang selalu berakhir dengan fajar, kota ini masih mungkin bangkit—asalkan ada kemauan dari para pemimpinnya untuk berubah.Rakyat masih menanti:Kapan cahaya itu kembali menerangi Binjai?

Editor
: Administrator
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

News

SRIKANDI PENDAWA KOTA BINJAI GELAR SILATURAHIM DAN BENTUK ARISAN ANJANGSONO

News

Dewan Pembina PKN Bersama Kader PKN Se Sumut Menggelar Malam Silaturahmi

News

DPD IKANAS Sumut Gelar MUSDA 2025 di Parapat, Bahas Arah Strategis Organisasi

News

Ketua DPW Pendawa Sumut Serahkan SK Kepengurusan Srikandi Pendawa Kota Binjai

News

DPW Pendawa Sumut Kukuhkan DPC Pendawa Kota Binjai Periode 2025–2030

News

Brimob Batalyon C Pelopor Gelar Latihan Den 45 Anti Anarki, Perkuat Kesiapan Hadapi Situasi Kontinjensi