Tapsel | Di tengah suasana kebatinan masyarakat yang sedang dilanda kesedihan dan keprihatinan pasca terjadinya
bencana alam di Sumut, Aceh dan Sumbar, tidak sepatutnya kita sebagai sesama anak bangsa sibuk melakukan pencarian kambing hitam serta saling menyalahkan. Saat ini, saatnya semua pihak kompak, berlomba memberikan bantuan untuk para korban
bencana, serta pihak berkompeten (pemerintah) melakukan percepatan perbaikan dan pembangunan kembali berbagai fasilitas umum yang mengalami kerusakan.Wakil Ketua DPRD Tapanuli Selatan yang juga Ketua Demisioner DPD PAN Tapsel H Borkat SSos MM menegaskan hal itu, Kamis (4/12/2025), menyikapi merajalelanya opini publik menjurus fitnah yang menyebut Zulkifli Hasan sebagai pihak paling bertanggungjawab, karena menjabat Menteri Kehutanan pada 2009-2014.
Sementara, ungkap Borkat, menurut informasi diperoleh dan berdasarkan keterangan salah seorang kepala daerah, bahwa penyebab banjir Sumatera, karena dibukanya kembali izin pembabatan hutan Oktober 2025, setelah sebelumnya dibekukan sementara.Karena itu, kata Borkat, terkesan kurang objektif dan tendensius, jika Zulkifli Hasan yang menjabat Menteri Kehutanan Republik Indonesia pada 2009-2014, kemudian dianggap sebagai pihak yang mesti dipersalahkan, terkait dengan terjadinya kerusakan hutan yang berakibat
bencana longsor dan banjir Sumatera pekan lalu.Faktanya, kata Borkat, kerusakan hutan yang terjadi di Sumatera juga sudah terjadi puluhan tahun silam, jauh sebelum Zulkifli Hasan menjadi Menteri Kehutanan. Kemudian saat wawancara dengan aktor Hollywood Harrison Ford, daerah yang disebut itu justru berada di Taman Nasional Tessonilo Riau.
Di sisi lain masih jelas dalam ingatan, bagaimana perjuangan masyarakat yang sudah bermukim, bertani, dan berkebun di kawasan hutan bertahun-tahun akhirnya terbayarkan lewat kebijakan perhutanan sosial lebih dari 400.000 hektar, semasa pak Zulkifli Hasan diamanahkan menjadi Menhut belasan tahun lalu.Melalui program perhutanan sosial itu, ungkap Borkat, sebagian kawasan hutan lindung tetap dengan fungsinya, dan sebagian lagi lahannya untuk dikelola masyarakat. "Alhamdulillah kebijakan itu saat ini masih menjadi sumber penghidupan bagi jutaan petani dan masyarakat," ujarnya.Selain itu, pak Zulkifli Hasan bersama para Duta Besar dari negara-negara Eropa telah memberikan 3.000 bibit tanaman pangan coklat untuk mereka, para pejuang perhutanan sosial.
Terkait dengan hal itu, Borkat menyatakan haqqul yakin selama menjadi Menteri Kehutanan RI, tidak mungkin ada terlintas di benak pak Zulkifli Hasan untuk merusak dan mengeksploitasi hutan untuk meraih keuntungan pribadi dan kelompok."Karena itu, kita merasa heran, kok tiba-tiba pak Zulkifli Hasan diserang oleh beberapa pihak sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap terjadinya kerusakan hutan," ujarnya.Borkat menilai, serangan itu terkesan sudah menjurus pada upaya character asassination. "Semoga pak Ketum Zulhas tabah menerima cobaan ini dan tetap semangat dalam menjalankan tugas mulia sebagai Menko Pangan dan Ketum PAN," ujarnya.