Umum

Akademisi Diminta Tak Jadi Penonton: Syahrir Nasution Tegaskan Peran Keberanian dan Integritas dalam Dunia Kampus

Administrator - Selasa, 18 November 2025 20:37 WIB
Istimewa
Medan — Akademisi tidak boleh hanya menjadi penonton dari kejauhan, melainkan harus hadir dengan keberanian, integritas, dan ketegasan moral dalam setiap langkahnya. Hal itu disampaikan oleh pemerhati pendidikan, Syahrir Nst, yang menyoroti pentingnya posisi akademisi sebagai benteng moral bangsa, terutama di tengah dinamika sosial-politik yang penuh kepentingan.

Menurut Syahrir, seorang akademisi sejati harus menanamkan satu semboyan sejak melangkah dari rumah menuju kampus: keberanian dan integritas. Nilai itu, katanya, bukan sekadar slogan, tetapi harus melekat dalam jiwa sebagai fondasi membangun moral dan karakter bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Setiap langkah akademisi murni harus beranjak dari komitmen memperkuat kebaikan anak bangsa ke depan, tanpa kepentingan politik, baik yang datang dari diri sendiri maupun dari luar dunia pendidikan," tegas Syahrir.

Ia menilai bahwa tekanan penguasa ataupun motivasi politik yang menunggangi dunia kampus merupakan ancaman serius bagi independensi akademisi maupun rektor perguruan tinggi. Karena itu, ia menekankan bahwa rektor maupun akademisi harus tetap berada pada posisi independen dan berorientasi pada pengabdian, bukan pada perebutan atau penjagaan jabatan.

"Akademisi dan rektor harus menjadi benteng moral serta panutan, baik di dalam maupun di luar kampus. Namun itu bukan berarti mereka harus menciptakan jarak dengan masyarakat. Mereka justru harus hadir, melihat, mendengar, dan berbicara ketika terjadi ketimpangan dan kecerobohan dalam koridor hukum," ujar Syahrir.

Ia mengingatkan bahwa seorang akademisi tidak boleh hanya menikmati kenyamanan jabatan tanpa keberanian bersikap terhadap penyimpangan.

"Jangan mau makan enak tapi tangan tidak mau kotor. Dan jangan sampai akademisi tersubordinasi oleh penguasa yang dzolim. Dalam bahasa halusnya, takut miskin tapi tak pernah kaya — ini aneh jika tumbuh dalam diri akademisi," tegasnya.

Syahrir menutup pernyataannya dengan menegaskan kembali bahwa dunia pendidikan membutuhkan sosok akademisi yang berani, jujur, independen, dan tidak tunduk pada tekanan eksternal apa pun demi menjaga marwah perguruan tinggi dan masa depan bangsa.rel

Editor
: Administrator
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Berita

Dr. Asren Nasution: UISU Kampus Religius dan Nasionalis, Melahirkan Generasi Cerdas Berbudi Pekerti, Benteng Pertahanan Negara

Berita

Natalia Tjahja & Andrew Parsons Satukan Dukungan Paralimpik Dunia lewat 100 CTFP

Berita

Masihkah Dunia Kampus Berani Menegakkan Kebenaran?

Berita

Integritas Akademik, Harga Diri yang Mulai Tergadai di Dunia Kampus

Berita

Apakah Kampus Masih Menjadi Mercusuar Moral?

Berita

POV Bicarakan Simulasi Perang Dunia Ketiga, Menyoroti Peran Masyarakat Pribumi dan Kedaulatan Pangan-Energi